Selasa, 28 Februari 2012

iseng-iseng mengasah skill


Jujur Aku Pilih DIA
Bukan krn rasa yang mati
Lenyap tak ‘da kesan
Sampai desiran musnah dijiwa
Bukan,

Sobat, dengar senandung kalbuku
Tidakkah kau tangkap ketulusan harapan?
Sobat, tataplah mataku
Tidakkah ada ukiran cinta?

Bukan karna rasa yang mati
Sampai menoleh pun tak kuasa
Mari kujelaskan kenapa
Ya, karna cintaNya sudah terasa
Sobat, maafkan aku memilihNya
 (Taman Akama STAIN Batusangkar, 13 April 2011)

Ya, Karena CintaMu

Bila senyum ini merajut bahagia
Itu karena terharunya diriku
Akan cintaMu
Bila air mata mengalir
Menyelimuti wajah sendu
Itu karena rinduku akan belaianMu

Sesak jiwaku merangkai keluh
Berat derapan langkah ini
Makin terseret parah
Jika Kau jauh dariku
Jangan, jangan ya Rabb
(kubu rajo lima kaum, 13 April 2011)

Pilihan Allah mereka

Rabb,
Ku ikuti dunia yangmenipu
Sempat aku berpaling dariMu
Angkuhnya hatiku membangun singgasana
Tapi bukan untuk Mu

Rabb,
Kuluangkan waktu
Untuk berbagi rasa disetiap nikmatMu
Baiknya diriku menjalani itu
Tapi bukan untuk Mu

Rabb,
Disela waktu keterlenaanku
Kulihat Engkau membagi berkahMu
Merangkul jiwa-jiwa yang butuh itu
Mengukir senyum bahagia diwajah-wajah lain
Ah, aku tak satupun dapatkan itu

Wahai Rabb,, Sang penyayang makhluk
Tak kuasa aku cemburu, sungguh perih
Tak beruntung rasanya ku tak dapatkan itu semua

Jika ada ungkapan teratas
‘Kan ku teriakkan “aku mencintaiMu ya Rahim”
‘kan ku tepis semua yang menipuku
‘kan ku lemparkan sekuat penyesalanku
Agar diriku kembali Kau rengkuh
Slalu…

(kubu rajo lima kaum, 13 April 2011)

LETIH MENGUNGKAP ASA
14 Juli 2011
Tak kan lagi air mata
Ungkap perih hati disetiap goresan luka
Teriris kelemahan yang,
Puncak masalah bercongkol
Ah, raga kasihan kalbu
Sendiri menahan sendu

Tak kan lagi air mata
Menjawab ketimpangan yang menari
Angkuh dan berpengaruh
Hati ini pun berlayar digenangannya
Tak tahu rimba, kemana arah dan cita

Tak kan lagi air mata
Ungkap semua
Letih raga menahan lesu nya asa
Kekosongan tatapan mutiara mata
Senyum dalam kesenduan lara
Ya, mungkin itu saja dari masa kemasa
Karna tak kan ada lagi air mata
Benar benar lara,ah jiwa
Selamat bertahan disetiap takdirNya




Aku dara pecinta Rasulullah

Aku tak sesempurna Khadijah
Yang Aisyah pun cemburu padanya
Aku tak secerdas Aisyah juga
Tempat bersandar sahabat berbagi ilmu
Aku tak setegar fatimah
Yang mampu tersenyum
melepas jiwamu ke pangkuanNya

Namun aku juga tak sehina mereka
dan tak seangkuh mereka
Yang menoleh ke surat cintaNya pun tak sudi

Ya, aku hanya seorang dara
Bermimpi jadi bidadari syuga
yang sekedar meneteskan airmata bahagia
‘tika diriMu duhai kekasih Allah
Tersenyum padaku nyata disana
Ah, cita-cita,Selamanya tak ‘kan berubah (kubu rajo lima kaum, 13 April 2011)

Kamis, 24 Februari 2011

gelora debu hayalku

kerangka hayal berantai langkah
pasti, tegap rapi
trus merembes kejajaran jiwa , bergelora,
ah,,,ku yakin ini bisa

stiap pagi kusirami
makin sejuk, trus menyeruak impian
senja, jangan halangiku
ini impianku
walau debu pun ragu

Senin, 27 Desember 2010

cerpen

SEBUAH PERENUNGAN TUK PARA AKHWAT
Saturday, June 16th, 2007
Kriiiing, kriiing, kriiing, pak pos lewat tepat didepan sekumpulan akhwat yg sedang LIQO’ (ngaji), tiba-tiba pak pos menghampiri mereka

“assalamu’alaikum”

“waa’alaikumussalam”

“afwan, ukhti…ini ada surat untuk mujahidah” kata pak pos

“Ooooh…syukron pak”

“ya..afwan” jawab pak pos singkat, sesingkat beliau mampir ketempat itu

“assalamu’alaikum” pamit pak pos

“wa’alaikumsalam” jawab jilbaber serempak tak sabaran mereka pun membuka surat yg baru saja diterimanya. Bereweeeek, sebuah amplop berwarna pink disobek, lalu seorang murobbiyah pun membacanya, dan mutarobbiyah khusya mendengarkannya.



“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh” seuntai kata dari surat itu mulai dibaca.

“wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh” jawab jilbaber lagi-lagi kompak.

“ukhti…yang dinantikan syurga” satu persatu murobbiyah mulai mengalirkan kata-kata surat yang di bacanya.



Ukhti… besarnya kerudungmu tidak menjamin sama dengan besarnya semangat jihadmu menuju ridho tuhanmu, mungkinkah besarnya kerudungmu hanya digunakan sebagai fashion atau gaya jaman sekarang, atau mungkin kerudung besarmu hanya dijadikan alat perangkap busuk supaya mendapatkan ikhwan yang diidamkan bahkan bisa jadi kerudung besarmu hanya akan dijadsikan identitasmu saja, supaya bisa mendapat gelar akhwat dan dikagumi oleh banyak ikhwan.



Ukhti…tertutupnya tubuh mu tidak menjamin bisa menutupi aib saudaramu, keluarhamu, bahkan diri antum sendiri. Coba perhatikan sekejap saja, apakah aib saudara mu, teman dekatmu bahkan keluargamu sendiri sudah tertutupi, bukankah kebiasaan buruk seorang perempuan selalu terulang dengan tanpa disadari melalui ocehan-ocehan kecil, sudah membekas semua aib keluargamu, aib saudaramu, bahkan aib teman dekatmu melalui lisan manismu.



Ukhti…lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih daripada itu, tapi akankah kelembutan suara antum sama dengan lembutnya kasihmu pada saudaramu, pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada semua orang yang menginginkan kelembutan dan kasih sayang mu.



Ukhti…lemnutnya parasmu tak menjamin selembut hatimu, akankah hatimu selembut salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat segerombolan anak-anak Paletina terlihat gigih berjuang dengan berani menaruhkan jiwa dan raga bahkan nyawa sekalipun dengan tetes darah terakhir, akankah selembut itu hatimu ataukah sebaliknya hatimu sekeras batu yang ogah dan cuek melihat ketertindasan orang lain.
   khti…Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan sholat malammu, mungkinkah malam-malammu di lewati rasa rindu menuju Tuhanmu dengan bangun ditengah malam dan di temani dengan butiran-butiran air mata yang jatuh ke tempat sujudmu derta lantunan tilawah yang tak henti-hetinya berucap membuat setan terbirit-birit lari ketakutan, atau sebaliknya, malammu selalu diselimuti dengan tebalnya selimut setan dan di nina bobokan dengan mimpi-mimpi jorokmu bahkan lupa kapan bangun sholat shubuh.
  Ukhti…cerdasnya dirimu tak menjamin bisa mencerdaskan sesama saudaramu dan keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati ilmu-ilmunya seperti yang antum dapatkan, ataukah antum tidak peduli sama sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu, bahkan keluargamu, sehingga membiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh kedalam lubang yang sangat mengerikan yaitu maksiat.
  Ukhti…tajamnya tatapanmu yang menusuk hati, menggoda jiwa tidak menjami sama dengan tajamnya kepekaan dirimu terhadap warga sesamamu yang tertindas dipalestina, pernahkah antum menangis ketika mujahid-mijahidah kecil tertembak mati, atau dengan cuek bebek membiarkan begitu saja, pernahkah antum merasakan bagaimana rasanya berjihad yang di lakukan oleh para mujahidah-mijahidah teladan.
 Ukhti…lirikan matamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat menggetarkan hati saudaramu yang senang bermaksiat, coba antum perhatikan dunia sekelilingmu masih banyak teman, saudara bahakan keluarga antum sendiri belum merasakan manisnya islam dan iman, mereka belum merasakan apa yang antum rasakan, bisa jadi salah satu keluargamu masih gemar bermaksiat, berpakaian seksi dan berperilaku binatang yang tak karuan, sanggupkah antum menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka bisa merasakan sama dengan apa yang kamu rasakan yaitu betapa lezatnya hidup dalam kemulyaan Islam.
  Ukhti…tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang kholikmu, antum adalah salah satu sasaran setan durjana yang selalu mengintai dari semua penjuru mulai dari depan, belakang, atas, bawah semua setan mengintaimu, imanmu dalam bahaya, hatimu dala ancaman, tidak lama lagi imanmu akan terobrak abrik oleh tipuan setan jika imanmu tidak betul-betul dijaga olehmu, banyak cara yang harus antum lakukan mulai dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan seharusnya dilakukan sejak dari sekarang, kapan lagi coba?
Ukhti…putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan keluarga mu sendiri, masihkah hatimu terpelihara dari berbagai penyakit yang merugikan sepeti riya dan sombong, pernahkah antum membanggakan diri ketika kesuksesan dakwah telah diraih dan merasa diri paling wah merasa diri paling aktif, bahkan merasa diri paling cerdas diatas rata-rata akhwat yang lain, sesombong itukah hatimu, lalu dimanakah beningnya hatimu, dan putihnya cintamu.Ukhti…rutinnya halaqahmu tidak menjamin serutin puasa sunnah senin kamis yang antum laksanakan, kejujuran hati tidak bisa dibohongi, kadang semangat fisik begitu bergelora untuk dilaksanakan tapi semangat ruhani tanpa disadari turun drastis, puasa yaumul bith pun terlupakan apalagi puasa senin kamis yang dirasakan terlalu sering dalam sepekan, separah itukah hati antum, makanan fisik yang antum fikirkan dan ternyata ruhiyah pun butuh makanan, kita tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya kalau ruhiyah kurang giziUkhti…manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kasihmu terhadap sesamamu, kadang sikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang sepanjang jalan antum lewati, sikap ramahmu pada orang yang ssering antum temui sangat jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat cuex dan menyebalkan, kalau itu kenyataannya bagaimana orang lain akan simpati terhadap komunitas dakwah yang memerlukan banyak kader, ingat!!! Dakwah tidak memerlukan antum tapi antumlah yang memerlukan dakwah, kita semua memerlukan dakwah.Ukhti…dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi, akankah nama harummu di sia-siakan begitu saja dan atau sanggupkah antum ketika sang mujahid akan segera menghampirimu.Ukhti…masih ingatkah antum terhadap pepatah yang masih terngiang sampai saat ini bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik, jadi siap-siaplah sang syuhada akan menjemputmu di pelaminan hijaumuUkhti…baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam syurga rabbmu. Maka, tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul terasa dan terbukti dalam hidup sehari-harimuUkhti…muhasabah yang antum lakukan masihkah terlihat rutin dengan menghitung-hitung kejelekan dan kebusukan kelakuan antum yang di lakukan siang hari, atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu, sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus di lakukan sebelumtidur, antum tidur mendengkur bagitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah sampai kapan akhlak busukmu di lupakan, kenapa muhasabah tidak di jadikan sebagai moment untuk perbaikan diri bukankah akhwat yang hanya akan mendapatkan ikhhwah yang baik
 Ukhti…pernahkah antum bercita-cita mendapatkan suami ikhwan yang ideal, wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan pasti, bukankah apa yang antum pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan yaitu ingin mencari istri yang sholehah dan seorang mujahidah, kenapa tidak dari sekarang antum mempersiapkan diri menjadi seorang mujahidah yang sholehahUkhti…apalah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam diri antum, seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama nonton tv yang tidak karuan dan hanya kan mengeraskan hati sampai lupa waktu, lupa bantu orang tua, kapan akan menjadi anak yang biruwalidain, kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan, mulai kapan antum akan mendapat gelar mujahidah atau akhwat solehahUkhti…apakah pandanganmu sudah terpelihara, atau pura-pura nunduk ketika melihat seorang ikhwan dan terlepas dari itu mata mu kembali jelalatan layaknya mata harimau mencari mangsa, atau tundukan pandanganmu hanya menjadi alasan belaka karena merasa berkerudung besar..Ukhti…hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua orang, sanggupkah antum menjaga izzah yang anum punya, arau sebaliknya antum bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu akan merusak citra dakwah yang lain,kadang orang lain akan mempunyai persepsi disama ratakan antara akhwat yang satu dengan yang lain, jadi kalo antum membuat kebobrokan akhlak maka akan merusak citra akhwat yang lain
Ukhti…dirimu menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman sekalipun, bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang akhlaknya bobrok tapi semua orang menginginkan istri yang sholehah, siapkah antum menjadi istri yang sholehah yang selalu di damba-dambakan oleh semua orang”Selesai membaca, tak terasa murobbiyah dan mutarobbiyah pun mengeluarkan butiran-butiran air mata, mereka menangis, meratapi dan muhasabah bersama dalam liqo’atnya….
  Nb:Afwan buat yang kurang berkenan^_^ ini semua hanya dalam rangka saling mengingatkan saja…

renungan

Surat Cinta dari Manusia-Manusia yang Malamnya Penuh Cinta..
Kami tujukan kepada : Insan yang tersia-sia malamnya

Assalamu'alaykum warohmatulloohi wabarokaatuh

Wahai orang-orang yang terpejam matanya,

Perkenankanlah kami, manusia-manusia malam menuliskan sebuah surat cinta kepadamu. Seperti halnya cinta kami pada waktu malam-malam yang kami rajut di sepertiga terakhir. Atau seperti cinta kami pada keagungan dan rahasianya yang penuh pesona. Kami tahu dirimu bersusah payah lepas tengah hari berharap intan dan mutiara dunia. Namun kami tak perlu bersusah payah, sebab malam-malam kami berhiaskan intan dan mutiara dari surga.

Wahai orang-orang yang terlelap,

Sungguh nikmat malam-malammu. Gelapnya yang pekat membuat matamu tak mampu melihat energi cahaya yang tersembunyi di baliknya. Sunyi senyapnya membuat dirimu hanyut tak menghiraukan seruan cinta. Dinginnya yang merasuk semakin membuat dirimu terlena,menikmati tidurmu di atas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan bantal dan gulingmu, bergeliat manja di balik selimutmu yang demikian hangatnya. Aduhai kau sangat menikmatinya.

Wahai orang-orang yang terlena,

Ketahuilah, kami tidak seperti dirimu !! Yang setiap malam terpejam matanya, yang terlelap pulas tak terkira. Atau yang terlena oleh suasananya yang begitu menggoda. Kami tidak seperti dirimu !! Kami adalah para perindu kamar di surga. Tak pernahkah kau dengar Sang Insan Kamil, Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya di surga itu ada kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam dan sisi dalamnya terlihat dari luar. Disediakan untuk mereka yang memberi makan orang-orang yang memerlukannya, menyebarkan salam serta mendirikan sholat pada saat manusia terlelap dalam tidur malam." Sudahkah kau dengar tadi ? Ya, sebuah kamar yang menakjubkan untuk kami dan orang-orang yang mendirikan sholat pada saat manusia-manusia yang lain tertutup mata dan hatinya.

Wahai orang-orang yang keluarganya hampa cinta, Kau pasti pernah mendengar namaku disebut. Aku Abu Hurairah, Periwayat Hadist. Kerinduanku akan sepertiga malam adalah hal yang tak terperi. Penghujung malam adalah kenikmatanku terbesar. Tapi tahukah kau ? Kenikmatan itu tidak serta merta kukecap sendiri. Kubagi malam-malamku yang penuh syahdu itu menjadi tiga. Satu untukku, satu untuk istriku tercinta dan satu lagi untuk pelayan yang aku kasihi. Jika salah satu dari kami selesai mendirikan sholat, maka kami bersegera membangunkan yang lain untuk menikmati bagiannya. Subhanallah, tak tergerakkah dirimu ? Pedulikah kau pada keluargamu ? Adakah kebaikan yang kau inginkan dari mereka ? Sekedar untuk membangunkan orang-orang yang paling dekat denganmu, keluargamu ?

Lain lagi dengan aku, Nuruddin Mahmud Zanki. Sejarah mencatatku sebagai Sang Penakluk kesombongan pasukan salib. Suatu kali seorang ulama tersohor Ibnu Katsir mengomentari diriku, katanya, " Nuruddin itu kecanduan sholat malam, banyak berpuasa dan berjihad dengan akidah yang benar." Kemenangan demi kemenangan aku raih bersama pasukanku. Bahkan pasukan musuh itu terlibat dalam sebuah perbincangan seru. Kata mereka, " Nuruddin Mahmud Zanki menang bukan karena pasukannya yang banyak. Tetapi lebih karena dia mempunyai rahasia bersama Tuhan". Aku tersenyum, mereka memang benar. Kemenangan yang kuraih adalah karena do'a dan sholat-sholat malamku yang penuh kekhusyu'an.

Tahukah kau dengan orang yang selalu setia mendampingiku ? Dialah Istriku tercinta, Khotun binti Atabik. Dia adalah istri shalehah di mataku, terlebih di mata Alloh. Malam-malam kami adalah malam penuh kemesraan dalam bingkai Tuhan. Gemerisik dedaunan dan desahan angin seakan menjadi pernak-pernik kami saat mendung di mata kami jatuh berderai dalam sujud kami yang panjang.

Kuceritakan padamu suatu hari ada kejadian yang membuat belahan jiwaku itu tampak murung. Kutanyakan padanya apa gerangan yang membuatnya resah. Ya Alloh, ternyata dia tertidur, tidak bangun pada malam itu, sehingga kehilangan kesempatan untuk beribadah. Astaghfirulloh, aku menyesal telah membuat dia kecewa. Segera setelah peristiwa itu kubayar saja penyesalanku dengan mengangkat seorang pegawai khusus untuknya. Pegawai itu kuperintahkan untuk menabuh genderang agar kami terbangun di sepertiga malamnya.

Wahai orang-orang yang terbuai, Kau pasti mengenalku dalam kisah pembebasan Al Aqso, rumah Allah yang diberkati. Akulah pengukir tinta emas itu, seorang Panglima Perang, Sholahuddin Al-Ayyubi. Orang-orang yang hidup di zamanku mengenalku tak lebih dari seorang Panglima yang selalu menjaga sholat berjama'ah. Kesenanganku adalah mendengarkan bacaan Alqur'an yang indah dan syahdu. Malam-malamku adalah saat yang paling kutunggu. Saat-saat dimana aku bercengkerama dengan Tuhanku. Sedangkan siang hariku adalah perjuangan-perjuangan nyata, pengejawantahan cintaku pada-Nya.

Wahai orang-orang yang masih saja terlena,

Pernahkah kau mendengar kisah penaklukan Konstantinopel ? Akulah orang dibalik penaklukan itu, Sultan Muhammad Al Fatih. Aku sangat lihai dalam memimpin bala tentaraku. Namun tahukah kau bahwa sehari sebelum penaklukan itu, aku telah memerintahkan kepada pasukanku untuk berpuasa pada siang harinya. Dan saat malam tiba, kami laksanakan sholat malam dan munajat penuh harap akan pertolongan-Nya. Jika Alloh memberikan kematian kepada kami pada siang hari disaat kami berjuang, maka kesyahidan itulah harapan kami terbesar. Biarlah siang hari kami berada di ujung kematian, namun sebelum itu, di ujung malamnya Alloh temukan kami berada dalam kehidupan. Kehidupan dengan menghidupi malam kami.

Wahai orang-orang yang gelap mata dan hatinya,

Pernahkah kau dengar kisah Penduduk Basrah yang kekeringan ? Mereka sangat merindukan air yang keluar dari celah-celah awan. Sebab terik matahari terasa sangat menyengat, padang pasir pun semakin kering dan tandus. Suatu hari mereka sepakat untuk mengadakan Sholat Istisqo yang langsung dipimpin oleh seorang ulama di masa itu. Ada wajah-wajah besar yang turut serta di sana, Malik bin Dinar, Atho' As-Sulami, Tsabit Al-Bunani. Sholat dimulai, dua rakaat pun usai. Harapan terbesar mereka adalah hujan-hujan yang penuh berkah.

Namun waktu terus beranjak siang, matahari kian meninggi, tak ada tanda-tanda hujan akan turun. Mendung tak datang, langit membisu, tetap cerah dan biru. Dalam hati mereka bertanya-tanya, adakah dosa-dosa yang kami lakukan sehingga air hujan itu tertahan di langit ? Padahal kami semua adalah orang-orang terbaik di negeri ini ?

Sholat demi sholat Istisqo didirikan, namun hujan tak kunjung datang. Hingga suatu malam, Malik bin Dinar dan Tsabit Al Bunani terjaga di sebuah masjid. Saat malam itulah, aku, Maimun, seorang pelayan, berwajah kuyu, berkulit hitam dan berpakaian usang, datang ke masjid itu. Langkahku menuju mihrab, kuniatkan untuk sholat Istisqo sendirian, dua orang terpandang itu mengamati gerak gerikku.

Setelah sholat, dengan penuh kekhusyu'an kutengadahkan tanganku ke langit, seraya berdo'a : "Tuhanku, betapa banyak hamba-hamba-Mu yang berkali-kali datang kepada-Mu memohon sesuatu yang sebenarnya tidak mengurangi sedikitpun kekuasaan-Mu. Apakah ini karena apa yang ada pada-Mu sudah habis ? Ataukah perbendaharaan kekuasaan-Mu telah hilang ? Tuhanku, aku bersumpah atas nama-Mu dengan kecintaan-Mu kepadaku agar Engkau berkenan memberi kami hujan secepatnya."

Lalu apa gerangan yang terjadi ? Angin langsung datang bergemuruh dengan cepat, mendung tebal di atas langit. Langit seakan runtuh mendengar do'a seorang pelayan ini. Do'aku dikabulkan oleh Tuhan, hujan turun dengan derasnya, membasahi bumi yang tandus yang sudah lama merindukannya.

Malik bin Dinar dan Tsabit Al Bunani pun terheran-heran dan kau pasti juga heran bukan ? Aku, seorang budak miskin harta, yang hitam pekat, mungkin lebih pekat dari malam-malam yang kulalui. Hanya manusia biasa, tapi aku menjadi sangat luar biasa karena doaku yang makbul dan malam-malam yang kupenuhi dengan tangisan dan taqarrub pada-Nya.

Wahai orang-orang yang masih saja terpejam, Penghujung malam adalah detik-detik termahal bagiku, Imam Nawawi. Suatu hari muridku menanyakan kepadaku, bagaimana aku bisa menciptakan berbagai karya yang banyak ? Kapan aku beristirahat, bagaimana aku mengatur tidurku ? Lalu kujelaskan padanya, "Jika aku mengantuk, maka aku hentikan sholatku dan aku bersandar pada buku-bukuku sejenak. Selang beberapa waktu jika telah segar kembali, aku lanjutkan ibadahku." Aku tahu kau pasti berpikir bahwa hal ini sangat sulit dijangkau oleh akal sehatmu. Tapi lihatlah, aku telah melakukannya, dan sekarang kau bisa menikmati karya-karyaku.

Wahai orang-orang yang tergoda, Begitu kuatkah syetan mengikat tengkuk lehermu saat kau tertidur pulas ? Ya, sangat kuat, tiga ikatan di tengkuk lehermu !! Dia lalu menepuk setiap ikatan itu sambil berkata, "Hai manusia, Engkau masih punya malam panjang, karena itu tidurlah !!".

Hei, Sadarlah, sadarlah, jangan kau dengarkan dia, itu tipu muslihatnya ! Syetan itu berbohong kepadamu. Maka bangunlah, bangkitlah, kerahkan kekuatanmu untuk menangkal godaannya. Sebutlah nama Alloh, maka akan lepas ikatan yang pertama. Kemudian, berwudhulah, maka akan lepas ikatan yang kedua. Dan yang terakhir, sholatlah, sholat seperti kami, maka akan lepaslah semua ikatan-ikatan itu.

Wahai orang-orang yang masih terlelap, Masihkah kau menikmati malam-malammu dengan kepulasan ? Masihkah ? Adakah tergerak hatimu untuk bangkit, bersegera, mendekat kepada-Nya, bercengkerama dengan-Nya, memohon keampunan-Nya, meski hanya 2 rakaat ? Tidakkah kau tahu, bahwa Alloh turun ke langit bumi pada 1/3 malam yang pertama telah berlalu. Tidakkah kau tahu, bahwa Dia berkata, "Akulah Raja, Akulah Raja, siapa yang memohon kepada-Ku akan Kukabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Kuberi, dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku akan Ku ampuni. Dia terus berkata demikian, hingga fajar merekah.

Wahai orang-orang yang terbujuk rayu dunia, Bagi kami, manusia-manusia malam, dunia ini sungguh tak ada artinya. Malamlah yang memberi kami kehidupan sesungguhnya. Sebab malam bagi kami adalah malam-malam yang penuh cinta, sarat makna. Masihkah kau terlelap ? Apakah kau menginginkan kehidupan sesungguhnya ? Maka ikutilah jejak kami, manusia-manusia malam. Kelak kau akan temukan cahaya di sana, di waktu sepertiga malam. Namun jika kau masih ingin terlelap, menikmati tidurmu di atas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan bantal dan gulingmu, bergeliat manja di balik selimutmu yang demikian hangatnya, maka surat cinta kami ini sungguh tak berarti apa-apa bagimu.

Semoga Alloh mempertemukan kita di sana, di surga-Nya, mendapati dirimu dan diri kami dalam kamar-kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam dan sisi dalamnya terlihat dari luar. Semoga...


Wassalamu'alaykum warohmatulloohi wabarokaatuh (i posted it last year..tapi lupa ini tulisan siapa...siapapun dia yang jelas...tulisannya sangat menggugah jiwa...syukron sob)

cerpen

BEASISWAKU, OMONG KOSONG!
Batusangkar , 26 November 2010

Aku tak mengerti dengan cita-cita Ibuku
Ah, apakah pendidikan menjamin kesejahteraan manusia sampai akhirnya mata mereka tertutup?
Kalau gratis Oke lah…semuanya akan berjalan lancar. Tapi apa sih yang gratis zaman stress hari ini?Buang air saja minimal 2.000 lepas dari tangan. Uang yang jumlahnya bisa kudapatkan setengah hari jika kerupuk balado daganganku laku.

“udah tu ka, keringkan lagi…kapan selesainya!”
Phuft…kaget jantungku. Apa yang kulakukan?kerupuknya belum aku keringkan dari minyak-minyak yang mengganggu kelezatannya. Bergegas aku menaburkan semuanya ditempayan yang biasa ku gunakan untuk mengeringkan kerupuk buatan Ibuku.
Sambil mengayak kerupuk tersebut, sesekali aku menoleh kearah Ibu. Ya, dialah sosok yang ku banggakan semangat juangnya dalam menghidupiku kami berdua setelah 2 tahun yang lalu Ayahku sudah istirahat ditempat yang sudah dijanjikanNya.

“Besok Ibu mau ke SMA tu lagi ka, mudah-mudahan permohonan kita diterima”
Ujar Ibu sambil mengaduk gulai untuk sambal kami malam ini. Tuh kan, Ibu kembali bercerita tentang niatnya yang tak pernah surut untuk mencari kesempatan untukku agar bisa sekolah gratis di SMA manapun dikota ini. Aku muak sebenarnya !karna aku tidak terlalu minat untuk memakai seragam putih abu-abu dizaman serba rumit ini.

“Udah tu Bu, masih banyak cara lain untuk hidup kok Bu.Kan ga’ harus sekolah. Ibu bakalan dicemo’oh lagi sama mereka Bu… ” Aku berusaha untuk mempengaruhi Ibu agar mengurungkan niatnya untuk melanjutkan perjuangannya yang ku anggap sia-sia itu.

“Jangan sok tau kamu ka, sekarang mana ada anak-anak yang ga sekolah! Miskin kan bukan berarti ga bisa sekolah. Apalagi di SUMBAR ini, malu sama orang sekeliling kalo kamu ga’ sekolah! Walaupun perempuan, kamu harus berpendidikan. Jangan kaya’ Ibu! Udah ga berpendidikan, penyakitan lagi. ”
Aku hanya bisa diam kalau Ibu sudah berapi-api mengeluarkan pendapatnya
“Pokoknya kamu diam aja. Ikut apa kata Ibu! Anak tunggal kok ga sekolah kan kasian kamu nanti kalo Ibu ga ada!”
***
Batusangkar, SMA N 1 Permai, Senin 27 November 2010
“Assalamualaikum pak, numpang tanya..” Ibuku mendekati guru yang duduk dimeja pendaftaran.
“Kalau mau ketemu Bapak Kepala Sekolahnya bisa ga’ ya pak?”
“Ibu mau ngapain lagi?kan sudah kami jelaskan kemarin tidak ada beasiswa yang Ibu minta dari sekolah kami Buk, ini sekolah unggul..!” Dengan sinisnya Bapak yang duduk dimeja pendaftaran tersebut menanggapi Ibuku. Aku mulai geram tapi aku tahan.


“Ibu mau ngapain lagi?kan sudah kami jelaskan kemarin tidak ada beasiswa yang Ibu minta dari sekolah kami Buk, ini sekolah unggul..!” Dengan sinisnya Bapak yang duduk dimeja pendaftaran tersebut menanggapi Ibuku. Aku mulai geram tapi aku tahan.
“Itu makanya kami ingin ketemu Bapak kepala sekolah pak, biar kami puas dengan jawaban Bapak. Anak saya pintar pak! Tapi agak menurun saja nilainya pas UN. Itu aja kok pak, Bapak bisa lihat rapornya pak”. Ibu ku berusaha membujuk Bapak yang sombong tadi sambil membuka rapor dan menyodorkannya ke arah beliau.
“ah, ga usah buk. Lagian Bapak Kepsek sibuk! Ada rapat! Ibu cari sekolah lain dech…maaf saya mau melayani yang lain!” lalu guru yang sombong tersebut melengah dan melayani yang lain, sementara itu aku melihat air mata Ibuku berlinang. Akupun mengajak Ibu duduk diteras kantor itu sambil ku azzamkan dalam hati kalau aku tidak akan sekolah dan menyentuh dunia-dunia pendidikan lagi.
Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut kami. Ibu sibuk dengan air matanya. Aku ingin teriak dan memaki-maki guru – guru disini yang angkuh seperti raja diatas singgasananya. Tapi aku tidak ingin membuat onar disini. Ah terbayang kegagalanku dalam UN kemarin. Aku biasanya juara 1. Tapi Karena guru-guru yang tak bermoral dan tak mendidik anak dengan baik, malah mengasih kunci jawaban pada anak lain. Dan…juara 1 ku pun menjelma jadi 10 besar di UN. Hhh…kenangan pahit!
“Permisi buk…!” sapaan seorang guru perempuan membuyarkan lamunan kami
“Eh, iya silakan Buk” ujar Ibu ku sambil berusaha untuk tetap tersenyum. Guru tersebut langsung duduk disamping Ibu.
 “Saya sudah dengar permasalahan Ibu. Maafkan Bapak tadi ya Bu. Beliau memang emosian. Kalau saya boleh saran Bu, bagusnya Ibu membuat permohonan bantuan dana ke Pemerintah kabupaten, alamatkan ke Bapak Bupati   ”
Dengan separuh tidak percaya Ibu ku tidak terlalu semangat merespon.
“Apa mungkin kami bisa mendapatkannya Buk, disini saja kami tidak dilayani. Apalagi di Gedung Megah itu”. Mendengar ujaran Ibuku, guru tersebut tersenyum dan merangkul Ibuku.
“Tak satu jalan ke Roma bu, apalagi demi kebaikan. Mana mungkin pemerintah kita tidak mengabulkannya”
Ada angin segar terasa menyentuh semangat jiwaku dan aku pun melihat wajah ceria Ibu kembali muncul. Ah, ada apa ini, kenapa aku merasa senang? Bukankah aku  tidak minat sekolah lagi?
“Nanti saya jelaskan bagaimana prosedur memasukkan permohonan kesana. Ibu datang aja kerumah saya di depan simpang empat jalan ke  SMA ini. Oh iya, saya Nadia.” Dengan agak gugup Ibu menyambut salam Ibu guru yang baik hati tersebut yang setelah itu bergilir kearahku.
“Be..benarkah Ibu nadia?”
“kita lihat aja nanti!”
Dan jalan didepanku terasa berkilau apalagi melihat sang idolaku, Ibuku yang tegar sudah kembali tersenyum. Baiklah bu, kalau memang Ibu senang melihat aku melanjutkan studi ku, akan ku ikuti Bu. Ah, apa sih yang ga’ bagi Ibu. Asalkan kta bersama selamanya.
                                                                     ***
Batusangkar, kantor Bupati, Rabu/ 29  November 2010
Ya, aku sangat hafal syarat-syarat memasukkan  permohonan  beasiswa ke Kantor Bupati nan bak istana ini, setelah bercerita panjang lebar di rumah Ibu Nadia kemarin. Persyaratannya Copyan ijazah SMA lengkap dilegalisir, surat keterangan miskin dari kepala Desa,  yang dilengkapi dengan proposal 1 bundel, sekaligus sebongkah do’a dan harapan yang selalu dilontarkan setealh selesai menghadap-Nya dalam 5 waktu seharian.
Dengan penuh semangat yang menggebu dan dada berdebar aku beranjak mendekati receptionist. Dengan melontarkan berbagai pertanyaan  padaku, receptionist itupun tersenyum dan meninggalkan pesan yang sangat aku suka
“Ooo….masih ada ya beasiswa untuk siswa miskin dan pintar? Hmm..kamu orang yang terakhir yang akan mendapatkannya mungkin. Karena sudah ada 5 orang yang menerima dari 6 kesempatan  yang tersedia. Semuanya berasal dari SLTP yang tidak sm dengan SLTP kamu dek, Mantap! Jangan pernah putus asa dalam berjuang ya dek, mudah-mudahan proposal ini diterima dan kamu bisa sekolah. InsyaAllah tidak sesulit yang diduga, karena prosedur disini berjalan sangat profesional” dengan ketegasan dan penuh wibawa Bapak tersebut telah memoles semangatku dan terasa semakin berkilau.
Ah, aku jadi malu dengan kondisi hatiku kemarin ini yang tidak mau sekolah. Padahal pendidikan itu penting dizaman ini. Dengan sedikit berlari aku beranjak mendekati sepedaku dan mengayuhnya dengan kecepatan tinggi. Aku tidak sabar mencurahkan kebahagiaanku pada Ibu yang mungkin sedang membungkus karupuak balado andalan kami selama ini. Ya, kebahagiaan ini harus dibagi walaupun hanya tentang keberhasilanku mengantarkan proposal ke PEMDA.
Batusangkar, Rumah ku, 01 Desember 2010
“Ada apa lagi ini? Kenapa bisa ditolak buk? Apa lagi bahan yang tidak kami lengkapi?”
Ujarku kepada Ibu Nadia yang baru saja kembali dari kantor Bupati untuk check kondisi proposal indahku kemarin ini.
“Tidak ada yang kurang Siska, hanya saja jatah beasiswa itu untuk 1 orang lagi dan itu sudah diambil oleh…oleh… ” agak gugup Ibu Nadia sang jagoan kami menjelaskannya kepada kami.
“Oleh siapa bu?” aku mendesaknya
“Oleh... Ratih…ponakan Bapak Syamsul, receptionist yang kamu temui dulu”
Ratih? Dia lagi? Dia yang telah merebut juara 1 dari tanganku dengan jalan haram, sekarang kembali merebut masa depanku? Ternyata memang benar…pendidikan kotor dan menjadi hina dimataku.
“Kenapa bisa bu?Bukankah Siska pendaftar terakhir dan kuotanya sudah penuh waktu itu? apakah itu disebabkan oleh hubungan keluarga?” dengan suara yang bergetar saya mencoba untuk meredam emosi.
“Bisa jadi dek, Ibu sebenarnya juga khawatir ini akan terjadi. Tapi tidak ada salahnya kita mencoba lagi ” Ibu Nadia ku yang baik hati kembali ingin mengobarkan semangat ku untuk terus berjuang. Ini mengingatkanku pada nasehat munafik sang receptionist itu! Huh…dimana letak profesionalnya kalo seperti ini?sampai kapan orang-orang yang bertengger didalam istana megah itu mempermainkan orang-orang kecil seperti kami.
“”Ga usahlah bu, biarlah kami bergelimang dengan dunia penjualan karupuak balado ini. kami bahagia kok.  Asalkan masih bisa makan untuk menyambung kehidupan dan halal pula. Ya kan bu?” ujarku sambil tersenyum kearah Ibuku yang dari tadi hanya diam tidak mengomentari perdebatan sengitku dengan Ibu Nadia tadi.
“Ibu ga marahkan?” ujarku pada Ibuku yang membelakangiku dengan kursinya. Kursi kesayangannya apabila ingin merenung atau beristirahat sejenak setelah letih bekerja. Tapi Ibu hanya diam saja dan tidak bergerak sedikitpun. Aku tau Ibu ku marah padaku mendengar ujaranku yang memutuskan untuk tidak melanjutkan perjuangan dalam mencari bantuan dana. Dengan senyum ikhlas, aku beranjak menghampiri Ibuku dan meninggalkan Ibu Nadia didekat tumpukan bungkusan karupuak baladoku. Aku pun merangkul Ibu dari belakang sambil membujuknya
“”Buu, jadi pedagang kerupuk ini pun ga hina kok bu. Kita masih bisa makan kok…dan jalannya juga halal bu. Nanti siska akan buat perusahaan dech…”
Ujarku manja..tapi Ibuku tetap diam tak bergerak. Astaga, …
“Bu, sakit ya?Ibu…atau tidur?” ujarku cemas sambil menggerak-gerakkan tubuh Ibu. Tapi Ibu tetap tidak bergeming sedikitpun. Jantungku semakin kencang berdetak. Aku pun memegang dahi Ibu dan lehernya..dan semuanya DINGIN…!
***

Sabtu, 10 Juli 2010

BENCANA YANG MENCURIGAKAN

Mahasiswa : “De’ kak mau nanya boleh?de’ tahu kenapa ISRAEL bertengkar dengan PALESTINA?”
Siswa : “g’ tahu kak…mang napa ka?”

Na’udzubillah… ini adalah salah satu contoh dari ketidak tahuan seorang pelajar islam yang terdidik di sebuah sekolah Sumatera Barat. Dia tidak tahu dengan kondisi palestina. Kalau lah ada 1 orang disetiap sekolah yang ada di Indonesia maka 1 orang x1000 sekolah…ada 1000 orang pelajar islam terdidik tidak tahu pertumpahan darah saudaranya diseberang sana. Kalau ada 5 orang? Jadi 5000…kalau 10 orang?...
Ini tidak bisa disalahkan sepenuhnya pada para pelajar tersebut.karena pertanyaan yang sama pernah terlontar lagi pada beberapa orang siswa lain dan jawaban mereka kira-kira seperti ini:
“kata kakak di forum annisa’ karena israel ingin merebut tanah palestina”
Luar biasa nilai positif dari sebuah kegiatan sederhana yang dah jadi makanan rutin para muslimah sang pemateri forum annisa di Sekolah-sekolah. Andaikan semua muslimah bergerak untuk melakukan hal yang sama disetiap daerah, maka tidak akan ada lagi siswa yang tidak tahu dengan apa yang terjadi di Palestina sana. Sayang, masih banyak yang mengutamakan tugas kuliah dan memakan seluruh waktu yang ada.
Sahabat sekalian,,,pertumpahan darah tidak henti-hentinya menghiasi butiran tanah suci palestina. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia namun beda penyebabnya. Rakyat indonesia akhir-akhir ini sering mendapat musibah bencana alam. Adakah diantara kita mencurigai kondisi ini? Mari kita analisa :


1.  Indonesia  :
         Pada umumnya meninggal karena bencana dan posisinya kebanyakan Sedang tidur dirumah masing-masing, atau bahkan ada yang sedang sibuk dengan urusan dunianya, tapi indonesia sudah  Bebas dari penjajahan namun tak lepas dari bencana alam (bisa dikategorikan azab, ujian, atau cobaan)
2. Palestina  :
          Pada umumnya meninggal dalam kondisi sedang Berperang memperjuangkan agama Allah dan umumnya syahid. negaranya sedang dijajah zionis israel laknatullah. namun jarang bahkan tidak pernah ada bencana alam akhir-akhir ini.

Ada apa ini sebenarnya? Bukankah kita rakyat indonesia juga umat islam dan rajin sholat juga? Lalu kenapa dipalestina jarang terjadi teguran langsung dari Allah lewat bencana alam sedangkan kita masyaAlllah…sering!!! Apakah karena disitu adalah tanah suci para syuhada? jawabannya IYA!
dan kenapa di Indonesia tak henti-hentinya bencana alam menghampiri? Apakah ini disebabkan oleh aksi tutup telinga rakyat indonesia akan kondisi saudaranya yang dibantai kaum zionis laknatullah? jawabannya IYA!

Maka sahabatku, marilah sibukkan diri kita dengan hal yang positif.Hal yang diredhoiNya. Ingatkanlah saudara-saudara seiman disekeliling kita untuk peduli
dengan kondisi saudaranya di seberang sana karena innamal mu’minuuna ikhwa(sesungguhnya setiap mukmin itu bersaudara)
Terutama kaum yang mengaku ADK, luangkanlah waktu anda untuk mengisi waktu senggang itu. Waktu yang berpeluang menghasilkan tiket kesyurga pada hari jum’at. Setidak-tidaknya para kaum terpelajar tahu apa yang terjadi ditanah suci tersebut. Tidakkah kita ingin menjadi syuhada seperti para pejuang muslimah lainnya? ZAINAB AL GHAZALI contohnya?
Mudah-mudahan…
Wallahu’alam bishshawab


“Ya Allah sibukkanlah aku dengan (mengingat)-Mu, hingga melupakan selain-Mu. Sibukkanlah aku dengan (mengingat)-Mu, wahai Tuhanku. Wahai zat Yang Maha Esa, wahai zat Yang menjadi tempat bergantung. Bawalah aku dari alam kasar (dunia) ini. Sibukkanlah aku agar tidak mengingat seluruh hal selain-Mu. Sibukkanlah aku dengan (mengingat)-Mu, bawalah aku di hadirat-Mu. Berilah aku ketenangan yang sempurna dari-Mu. Liputilah aku dengan pakaian kecintaan-Mu. Berikanlah kepadaku rezeki mati syahid dijalan-Mu. Karunikanlah kepadaku kecintaan yang tulus kepada-Mu, keridhaan pada (ketentuan)-Mu dan Ya Allah, teguhkanlah diriku, sebagaimana keteguhan yang dimiliki oleh para ahli tauhid ya Allah!” (Do’a Zainab Al Ghazali Yang Membuat Anjing Pemburu Tidak Sanggup Menyentuh Dirinya)


ayo beraksiiiiiiiiiiiiiiiiiiii