Selasa, 28 Februari 2012

iseng-iseng mengasah skill


Jujur Aku Pilih DIA
Bukan krn rasa yang mati
Lenyap tak ‘da kesan
Sampai desiran musnah dijiwa
Bukan,

Sobat, dengar senandung kalbuku
Tidakkah kau tangkap ketulusan harapan?
Sobat, tataplah mataku
Tidakkah ada ukiran cinta?

Bukan karna rasa yang mati
Sampai menoleh pun tak kuasa
Mari kujelaskan kenapa
Ya, karna cintaNya sudah terasa
Sobat, maafkan aku memilihNya
 (Taman Akama STAIN Batusangkar, 13 April 2011)

Ya, Karena CintaMu

Bila senyum ini merajut bahagia
Itu karena terharunya diriku
Akan cintaMu
Bila air mata mengalir
Menyelimuti wajah sendu
Itu karena rinduku akan belaianMu

Sesak jiwaku merangkai keluh
Berat derapan langkah ini
Makin terseret parah
Jika Kau jauh dariku
Jangan, jangan ya Rabb
(kubu rajo lima kaum, 13 April 2011)

Pilihan Allah mereka

Rabb,
Ku ikuti dunia yangmenipu
Sempat aku berpaling dariMu
Angkuhnya hatiku membangun singgasana
Tapi bukan untuk Mu

Rabb,
Kuluangkan waktu
Untuk berbagi rasa disetiap nikmatMu
Baiknya diriku menjalani itu
Tapi bukan untuk Mu

Rabb,
Disela waktu keterlenaanku
Kulihat Engkau membagi berkahMu
Merangkul jiwa-jiwa yang butuh itu
Mengukir senyum bahagia diwajah-wajah lain
Ah, aku tak satupun dapatkan itu

Wahai Rabb,, Sang penyayang makhluk
Tak kuasa aku cemburu, sungguh perih
Tak beruntung rasanya ku tak dapatkan itu semua

Jika ada ungkapan teratas
‘Kan ku teriakkan “aku mencintaiMu ya Rahim”
‘kan ku tepis semua yang menipuku
‘kan ku lemparkan sekuat penyesalanku
Agar diriku kembali Kau rengkuh
Slalu…

(kubu rajo lima kaum, 13 April 2011)

LETIH MENGUNGKAP ASA
14 Juli 2011
Tak kan lagi air mata
Ungkap perih hati disetiap goresan luka
Teriris kelemahan yang,
Puncak masalah bercongkol
Ah, raga kasihan kalbu
Sendiri menahan sendu

Tak kan lagi air mata
Menjawab ketimpangan yang menari
Angkuh dan berpengaruh
Hati ini pun berlayar digenangannya
Tak tahu rimba, kemana arah dan cita

Tak kan lagi air mata
Ungkap semua
Letih raga menahan lesu nya asa
Kekosongan tatapan mutiara mata
Senyum dalam kesenduan lara
Ya, mungkin itu saja dari masa kemasa
Karna tak kan ada lagi air mata
Benar benar lara,ah jiwa
Selamat bertahan disetiap takdirNya




Aku dara pecinta Rasulullah

Aku tak sesempurna Khadijah
Yang Aisyah pun cemburu padanya
Aku tak secerdas Aisyah juga
Tempat bersandar sahabat berbagi ilmu
Aku tak setegar fatimah
Yang mampu tersenyum
melepas jiwamu ke pangkuanNya

Namun aku juga tak sehina mereka
dan tak seangkuh mereka
Yang menoleh ke surat cintaNya pun tak sudi

Ya, aku hanya seorang dara
Bermimpi jadi bidadari syuga
yang sekedar meneteskan airmata bahagia
‘tika diriMu duhai kekasih Allah
Tersenyum padaku nyata disana
Ah, cita-cita,Selamanya tak ‘kan berubah (kubu rajo lima kaum, 13 April 2011)